Kamis, 16 April 2009

pelajaran sejarah

Tulisan Sejarah yang kita baca sekarang ini, memiliki latar belakang yang kadang tidak dipikirkan oleh orang awam. Dalam penulisan Sejarah, banyak sekali perspektif penulis yang ikut andil. membuat satu tema sejarah yang sama, bisa memiliki cerita amat berbeda. Ironisnya, hal ini baru akan diketahui seseorang, apabila dia masuk ke perguruan tinggi dan mengambil mata kuliah sejarah. Bagaimana hal ini tidak terjadi, kalau sistem pendidikan sejarah di Indonesia masih seperti ini?

Kita tilik kembali masa SD,SMP, dan SMA. Seringkali yang teringat mengaenai pelajaran sejarah pada masa-masa sekolah itu adalah, mengingat, mengingat, dan mengingat maka kau akan dapat nilai 100. -Hal yang membuat jurusan sejarah begitu mengerikan bagi mereka (hoho...termasuk aku dulu)-. Dan hal yang harus diingat cukup dari satu buku saja, atau satu kisah saja yang sudah disahkan oleh pemerintah. Mereka tidak diberitahu, bahwa ada jalan panjang dibalik hasil itu.

maka seharusnya, sistem pendidikan seperti ini harus diubah. Mengapa pengajaran mengenai pemahaman tidak diajarkan sejak dini? takut karena merasa si anak belum memadai untuk itu? hal inilah yang membuat lulusan SMA tidak ada gunanya. Bagaimana tidak, bila ia tidak diajarkan untuk memahami sedari kecil. Atau ini memang bukti kepesimisan terhadap generasi penerus, itu mungkin saja.

Masih bisa dimaklumi bila hal ini dilakukan terhadap anak SD, namun sangat tidak bijaksana bila sewaktu SMP dan bahkan SMA, sistem ini dilanjutkan. Karena pada masa itu, aku yakin mereka mulai dapat memahami. dan mereka memang harus diajar untuk itu, bukan hanya untuk sekedar menerima apa yang diberikan guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar